Terapi Sang Nabi SAW
Dalam mencegah bahaya makanan dan mongoptimalkan
kegunaannya
![Makanan makanan](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhierit4o27OSGrwU0MmvKmWBo1fNAxH_aZzFAB-kqxlb2IDzGdt6Jocge4BOJZdMNKqPw375xTZ_LvRcxHH-ZUpPHbKTsrpS-OxPAKVPhQ9Tf5eBTekfe5LKqLxgHvk5LsWAFnMHFZJ98K/s320/mitos-makanan.jpg) |
Makanan |
Dalam kitab
Shahih Bukhari dan
Muslim dituturkan Hadis Riwayat Abdullah Ibnu Jakfa. Ia menandaskan bhawa
pernah melihat Rasulullah SAW menyantap kurma dengan mentimun. Kurma berstektur
panas pada level kedua berguna untuk memperkuat lambung yang bersuhu dingin.
Sehingga terasa nyaman kurma juga berkhasiat menenambah karbohidrat. Namun bau
kurma cepta berubah, gampang membuat haus, mengotori darah, menyebabkan
sumbatan seta rasa sakit pada kandung kemih, dan kurma juga membahayakan gigi.
Adapun mentimun yang berstektur dingin pada level kedua berguna untuk
meredam rasa haus, menambah stamina, dan menambah aroma oleh
karena unsur wangi
di dalamnya. Mentimun berkhasiat untuk meredam panas di dalam lambung yang
meradang. Apabila dijemur dan ditumuk halus, maka mentimun berguna untuk
mengetas dahaga, memperlancar buang air kecil, dan menghilangkan rasa sakit
pada kandung kemih. Jika ditumbuk dan dsaring, lalu digosokkan ke gigi, maka
mentimun berguna untuk membersihkan gigi. Apabila daunnya ditumbuk dan dicampur
dengan tangkai anggur, untuk digunakan pembalut bagi tubuh yang sakit, maka
mentimun berkhasiat untuk mengobati penyakit rabies.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedau jenis buah yang dikonsumsi
oleh Rasulullah SAW di mana yang satu bersifat panas (kurma) sedangkan yang
satunya lagi bersifat dingin (mentimun), masing-masing saling mengisi dan
melengkapi. Sinergi kedua buah yang berlainan tekstur tersebut berguna untuk
menhilangkan efek negatif dan marabahaya dari masing-masing buah, serta dapat
menetralisir dua temperatur yang saling berlawanan—panas pada kurma dan dingin
pada mentimun. Masing-masing buah juga dapat mencegah pengaruh pada buah lain.
Inilah formula makanan yang koprehensif, yang berfungsi sebagai makanan dan
obat, dan yang merujuk pada kepentingan dasar, yaitu menjaga kesehatan tubuh.
Apa yang dilakukan Rasulullah SAW merupakan “tiang pancang” bagi dasar ilmu
kesehatan modern, bahkan semua disiplin ilmu kedokteran merujuk pada formula
ini. Contoh yang diberikan Rasulullah SAW bisa dikembangkan dengan beragam
makanan lainnya, serta dapat dijadikan “cermin” improvasi dan
netralisasimakanan, terutama untuk mencegah efek negatif dari bahan-bahan
pangan melalui sesuatu yang berlawanan – seperti kurma dan dinginnya mentimun.
Formula ini sangat berdaya guna bagi kesehatan tubuh, meningkatkan stamina, dan
pertumbuhan badan.
Aisyah RA menuturkan bahwa mereka berusaha membuat diriku menjadi gemuk
dengan beraneka jenis menu makanan, namun mereka gagal total. Akan tetapi
ketika mereka berusaha membuat diriku gemuk dengan munggunakan mentimun dan
kurma, aku akhirnya berhasil gemuk. Esensinya bahwa untuk mencegah efek samping
dari sesuatu yang bertemperatur dingin, maka adalah dengan sesuatu yang bersuhu
panas. Demikian juga sebaliknya, panas kurma basah dapat dinetralisir dengan
kurma kering dan kurma kering dapat dinetralkan dengan kurma basah. Inilah cara
terbaik untuk menjaga kesehatan.
Dalam kajian terdahulu ada juga yang mirip dengan kajian ini, yaitu pada
uraian tentang perintah Sang Rasulullah SAW kepada anak zamannya untuk
mengkonsumsi sana dan sanut. Sanut adalah sejenis madu yang
mengandungminyak dan dapat menetralisir sana.
Dan banyak lagi petunjuk Rasulullah SAW perihal mencegah bahaya makanan,
melalui usaha mengoptimalkan kegunaan makanan tersebut, guna mewujudkan formula
makanan terbaik bagi kesehatan tubuh. Semoga Allah SWT melimpahkan shalawat-Nya
kepada Nabi SAW yang elah mengajarkan hal-hal yang membangun hati dan badan,
seta memperbaiki kondisi pemiliknya di dunia dan akhirat.